Berburu Soa Layar
Bentuknya yang unik menyerupai bintang pra sejarah dinosaurus, menjadi
daya tarik tersendiri bagi komunitas pemburu Soa-soa layar atau hydrosaurus alias sailfin dragon. Tak ayal, keberadaanya di sepanjang Sungai Meli, Luwu Utara, semakin sedikit karena terus diburu.
Soa-soa layar atau yang juga disebut Kalia olah masyarakat setempat, adalah hewan pemakan serangga yang banyak berkeliaran di sepanjang alur Sungai Meli. Hewan ini sangat lincah saat memanjat pohon karena memiliki kuku runcing, yang membantunya mencengkeram batang pohon.
Bentuknya terlihat seperti kadal, namun pada bagian punggung hingga ke ekor, terdapat sayap penyeimbang tubuh yang menyerupai layar. Sementara kulit kasar berwarna coklat kehitam-hitaman dipenuhi bintik pitih dan kuning, serta bagian muka yang menyerupai hewan purba, hingga banyak warga menyebutnya pula sebagai "dinosaurus".
"Kami punya koleksi Soa-soa layar yang berasal dari Sungai Meli. Bahkan beberap klub pencinta binatang langka dari daerah luar Sulawesi memesan Soa-soa, karena bentuknya lebih unik dibanding Iguana,” ungkap Mamat, salah seorang pencinta hewan yang bermukim di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, yang datang khusus memburu Soa-soa di Sungai Meli, Minggu (17/6/2012) lalu.
Selain diburu oleh kolektor binatang, keberadaan Soa-soa layar, semakin sedikit, berkeliaran di sungai, akibat banyak pula warga yang mengejar untuk dikonsumsi. “Dulunya, Kalia banyak berkeliaran di sungai, namun dalam beberapa tahun terakhir jumlahnya semakin sedikit, kemungkinan karena sering diburuh orang," ungkap Baso, warga Desa Meli.
Selain di Kabupaten Luwu Utara, Soa-soa layar, juga hidup dan berkembang biak di sungai-sungai yang banyak tersebar di Kabupaten Luwu Timur. Jika masyarakat Luwu Utara menyebutnya dengan Kalia, di Luwu timur, masyarakat setempat menamainya Piccara. Dinamai Piccara, karena hewan ini bisa berenang dengan cepat di atas air mengalir.
Sungai Meli adalah sungai membelah Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Selain Soa-soa layar, tempat ini pun memiliki daya tarik dalam keindahan panorama alam, dan wisata agro. Di Desa Meli, terdapat banyak kebun rambutan, langsat, dan juga durian. Karena hal itu pula, daerah ini sangat identik dengan kampung buah.
Lokasinya yang tidak terbilang jauh untuk dijangkau --hanya berkisar enam kilometer dari ibukota kecamatan di Masamba, dan didukung akses jalan aspal, serta tempat peristirahatan vila dan juga kolam renang, menjadikan lokasi obyek wisata Meli tak pernah sepi pengunjung. “Tempat ini sering dikunjungi warga berakhir pekan, sambil bakar ikan, bahkan, lokasi ini juga terkadang dijadikan sebagai tempat perkemahan,” ungkap Rusli, warga yang ditemui di Sungai Meli.
Soa-soa layar atau yang juga disebut Kalia olah masyarakat setempat, adalah hewan pemakan serangga yang banyak berkeliaran di sepanjang alur Sungai Meli. Hewan ini sangat lincah saat memanjat pohon karena memiliki kuku runcing, yang membantunya mencengkeram batang pohon.
Bentuknya terlihat seperti kadal, namun pada bagian punggung hingga ke ekor, terdapat sayap penyeimbang tubuh yang menyerupai layar. Sementara kulit kasar berwarna coklat kehitam-hitaman dipenuhi bintik pitih dan kuning, serta bagian muka yang menyerupai hewan purba, hingga banyak warga menyebutnya pula sebagai "dinosaurus".
"Kami punya koleksi Soa-soa layar yang berasal dari Sungai Meli. Bahkan beberap klub pencinta binatang langka dari daerah luar Sulawesi memesan Soa-soa, karena bentuknya lebih unik dibanding Iguana,” ungkap Mamat, salah seorang pencinta hewan yang bermukim di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, yang datang khusus memburu Soa-soa di Sungai Meli, Minggu (17/6/2012) lalu.
Selain diburu oleh kolektor binatang, keberadaan Soa-soa layar, semakin sedikit, berkeliaran di sungai, akibat banyak pula warga yang mengejar untuk dikonsumsi. “Dulunya, Kalia banyak berkeliaran di sungai, namun dalam beberapa tahun terakhir jumlahnya semakin sedikit, kemungkinan karena sering diburuh orang," ungkap Baso, warga Desa Meli.
Selain di Kabupaten Luwu Utara, Soa-soa layar, juga hidup dan berkembang biak di sungai-sungai yang banyak tersebar di Kabupaten Luwu Timur. Jika masyarakat Luwu Utara menyebutnya dengan Kalia, di Luwu timur, masyarakat setempat menamainya Piccara. Dinamai Piccara, karena hewan ini bisa berenang dengan cepat di atas air mengalir.
Sungai Meli adalah sungai membelah Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Selain Soa-soa layar, tempat ini pun memiliki daya tarik dalam keindahan panorama alam, dan wisata agro. Di Desa Meli, terdapat banyak kebun rambutan, langsat, dan juga durian. Karena hal itu pula, daerah ini sangat identik dengan kampung buah.
Lokasinya yang tidak terbilang jauh untuk dijangkau --hanya berkisar enam kilometer dari ibukota kecamatan di Masamba, dan didukung akses jalan aspal, serta tempat peristirahatan vila dan juga kolam renang, menjadikan lokasi obyek wisata Meli tak pernah sepi pengunjung. “Tempat ini sering dikunjungi warga berakhir pekan, sambil bakar ikan, bahkan, lokasi ini juga terkadang dijadikan sebagai tempat perkemahan,” ungkap Rusli, warga yang ditemui di Sungai Meli.
mantap
ReplyDeleteBukannya kebanyakan makan serangga (jangkrik) gabaik buat pencernaan nya om🙏
ReplyDelete