Wednesday, December 26, 2012

My New Amboi

Received : 20 Desember 2012

Untamed Hydrosaurus Amboinensis, baby
Karakter masih galak, dikandung masih takut dgn manusia, begitu didekatin kabur, dekatin dgn jari malah mau gigit ne soa, upaya penjinakan ; pindah ke akuarium ukuran sedang, tiap hari di handle sambil dikasih makan jangkrik...


0 comments:

Wednesday, December 19, 2012

Berburu Soa Layar

Bentuknya yang unik menyerupai bintang pra sejarah dinosaurus, menjadi daya tarik tersendiri bagi komunitas pemburu Soa-soa layar atau hydrosaurus alias sailfin dragon. Tak ayal, keberadaanya di sepanjang Sungai Meli, Luwu Utara, semakin sedikit karena terus diburu.

Soa-soa layar atau yang juga disebut Kalia olah masyarakat setempat, adalah hewan pemakan serangga yang banyak berkeliaran di sepanjang alur Sungai Meli. Hewan ini sangat lincah saat memanjat pohon karena memiliki kuku runcing, yang membantunya mencengkeram batang pohon.

Bentuknya terlihat seperti kadal, namun pada bagian punggung hingga ke ekor, terdapat sayap penyeimbang tubuh yang menyerupai layar. Sementara kulit kasar berwarna coklat kehitam-hitaman dipenuhi bintik pitih dan kuning, serta bagian muka yang menyerupai hewan purba, hingga banyak warga menyebutnya pula sebagai "dinosaurus".

"Kami punya koleksi Soa-soa layar yang berasal dari Sungai Meli. Bahkan beberap klub pencinta binatang langka dari daerah luar Sulawesi memesan Soa-soa, karena bentuknya lebih unik dibanding Iguana,” ungkap Mamat, salah seorang pencinta hewan yang bermukim di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, yang datang khusus memburu Soa-soa di Sungai Meli, Minggu (17/6/2012) lalu.

Selain diburu oleh kolektor binatang, keberadaan Soa-soa layar, semakin sedikit, berkeliaran di sungai, akibat banyak pula warga yang mengejar untuk dikonsumsi. “Dulunya, Kalia banyak berkeliaran di sungai, namun dalam beberapa tahun terakhir jumlahnya semakin sedikit, kemungkinan karena sering diburuh orang," ungkap Baso, warga Desa Meli.

Selain di Kabupaten Luwu Utara, Soa-soa layar, juga hidup dan berkembang biak di sungai-sungai yang banyak tersebar di Kabupaten Luwu Timur. Jika masyarakat Luwu Utara menyebutnya dengan Kalia, di Luwu timur, masyarakat setempat menamainya Piccara. Dinamai Piccara, karena hewan ini bisa berenang dengan cepat di atas air mengalir.

Sungai Meli adalah sungai membelah Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Selain Soa-soa layar, tempat ini pun memiliki daya tarik dalam keindahan panorama alam, dan wisata agro. Di Desa Meli, terdapat banyak kebun rambutan, langsat, dan juga durian. Karena hal itu pula, daerah ini sangat identik dengan kampung buah.

Lokasinya yang tidak terbilang jauh untuk dijangkau --hanya berkisar enam kilometer dari ibukota kecamatan di Masamba, dan didukung akses jalan aspal, serta tempat peristirahatan vila dan juga kolam renang, menjadikan lokasi obyek wisata Meli tak pernah sepi pengunjung. “Tempat ini sering dikunjungi warga berakhir pekan, sambil bakar ikan, bahkan, lokasi ini juga terkadang dijadikan sebagai tempat perkemahan,” ungkap Rusli, warga  yang ditemui di Sungai Meli.

2 comments:

Soa Layar


Kadal Soa Layar, reptile unik ini dinamakan demikian karena memlikik ciri khas berupa gelambir kulit yang berada di lehernya yang bisa menyerupai layar bila dikembangkan. Gelambir  kulit tersebut akan mengembang apabila kadal soa layar merasa terganggu, terancam oleh predator dan tentu saja untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Habitat kadal Soa layar adalah di daerah beriklim basah seperti hutan tropis dan savana tropis. Kadal Soa layar adalah reptile arboreal yaitu menghabiskan banyak waktunya di pohon pohon tapi sesekali kadal soa layar akan turun dari pohon untuk mencari makan. Makanan favorit kadal soa layar adalah serangga dan beberapa jenis kadal kecil. Keunikan lain Kadal Soa layar ini adalah kadal soa layar tidak memiliki warna yang standar karena warna mereka dipengaruhi langsung oleh lingkungan tempat tinggal mereka.

-Persebaran
Soa Layar ( Hydrosaurus sp.) atau dalam bahasa Inggris disebut sailfin dragon (Soa Soa) merupakan kadal semiakuatik yang dapat ditemukan di Asia tenggara khususnya Indonesia, dan filipina. Terdapat dua spesies di Indonesia yaitu H. weberi dan H. amboinensis, sedangkan H. pustulatus hidup di Filipina.
Soa layar dapat hidup lama bila dipelihara dengan baik. Hewan ini sangat menyukai air, sehingga diperlukan tempat air yang besar agar bias berendam. Panjang kadal dewasa mencapai 40 inchi atau 120 cm

-Kandang
Satu Soa layar muda dapat di pelihara pada terrarium dengan volume 35 sampai 50 galon. Dilengkapai dengan ventilasi untuk pertukaran udara. Kadal jenis ini lebih baik dipelihara secara soliter, akan tetapi dapat pula dipelihara dalam jumlah banyak. Suhu siang hari yang idela  dengan kisaran antara 24 – 29 °C, sebagai tambahan suhu untuk berjemur sekitar 32 – 35 °C. pada malam hari suhu yang ideal bagi Soa layar antara 18 – 24 °C. kelambapan yang dibutuhkan sampai dengan 70 %. Soa layar juga membutuhkan sinar ultraviolet untuk menjaga kesehatannya selama 12 jam perhari.

-Makanan
Soa Layar merupakan binatang omnivore. Makanan mereka meliputi serangga, sayuran dan buah-buahan. Cacing, belalang, laba-laba, tikus, pinkies, ikan dan udang merupakan makanan yang tidak lazim dikonsumsi soa layar dan dapat berakibat buruk. Pastikan ketika memberi makan larva atau serangga muda dan tikus tidak berlebihan atau dibatasi, sebeba makanan tersebut dapat menimbulkan lemak berlebih dan kadal akan terlihat gendut dibandingkan dengan bentuk ideal kemudian berakhir dengan penyakit hati. Beberapa makanan berprotein tinggi lain yang dianjurkan yaitu makanan anjjing kering, tahu, dan telur rebus.

0 comments: